Sotoji, Sehangat Cinta ketika hujan

Seperti yang kami duga, ini adalah sebuah kombinasi dari soto , dan bihun, hal yang cukup biasa ditemukan dijogja, bahkan sudah menjadi makanan kami sehari-hari di kota ini. Satu yang membuat produk ini cukup unik adalah tambahan berupa jamur didalamnya, sangat unik bukan!, sehingga citarasa yang dhasilkan cukup mantap dan membuat kita berselera. Ya, ketika saya dikelas, dosen saya pernah menjelaskan manfaat dari jamur tiram yang ada di sotoji ini, dengan kandungan protein, air, kalori, karbohidrat, dan sisanya berupa serat zat besi, kalsium, vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C, membuat tubuh kita lebih tahan terhadap flu, serta menambah sifat imunitas dari tubuh, bahkan dapat sebagai makanan pengganti nasi dan gandum karena kandungan karbohidratnya, cukup revolusioner saya rasa, itulah yang saya pikirkan, sambil menyuapi soulmate saya sedikit demi sedikit menunggu hujan reda. Ya, sotoji hangat, sesuai dengan suasana di kala sore cukup nikmat untuk disantap, bahkan pedasnya menambah citarasa dari mie ini. Derasnya hujan, serta Susana yang cukup dingin dapat dikalahkan dengan candaan kami yang selalu membuat terbahak-bahak, ya, selain bercanda kami juga membicarakan tentang sotoji, revolusi baru saya rasa dalam menikmati soto khas jogja dengan tambahan jamur.
Rasa khas yang dihasilkan sotoji cukup membuat saya ingin menyantapnya lagi, tetapi saya rasa, jamur yang ada lebih baik dibuat lebih empuk, bahkan dalam hal memasak sotoji, saran saya adalah mendahulukan jamur daripada mihun agar mencapai taraf kelunakan tertentu yang akan semakin memanjakan lidah kita tentunya. Mihun yang ada saya rasa agak memiliki rasa yang membuat enek beberapa saat setelah kita menyantapnya, walau begitu kekurangan yang ada dapat tertutupi oleh rasa kuah yang nikmat, serta hangat, sesuai dengan suasana Jogja sore ini, dengan pelangi yang indah dalam kebersamaan kami bersama sotoji.